Rabu, 14 November 2012

halal bi halal


الحلال با لحلال Oleh: Khozin. As, STh.I علماءنا, اعزاءنا, فضلاءنا, اخواننا واحباءنا الذين نحترمين اجمعين.... جعلنا واياكم من العاءدين والفاءزين, تقبل الله منا ومنكم تقبل ياكريم, كل عام انتم بخير...امين. Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam kitabnya F. Bari juz 2 hal 446 riwayatkan dari Zubair bin Nufair, “ Para sahabat Nabi SAW bila bertemu dihari raya selalu berkata sebagian yang lain pada yang lainnya : تقبل الله منا ومنكم Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni juz 2 hal 259 menyebutkan bahwa Muhammad bin Ziyad berkata “ Aku pernah bersama Abu Umamah Al-Bahili dan selainya dari kalangan sahabat Nabi SAW, Mereka bila kembali dari salat ied berkata sebagian kepada sebagian yang lain “تقبل الله منا ومنك “ Beberapa sahabat menambah صيامنا وصيامكم " ", jadi ucapan tersebut bukan dari Rasul SAW, tetapi dari kalangan sahabat. Sedang ungkapan ” من العاءدين والفاءزين”bukan dari sunah Nabi, tetapi hanya dari urfi tradisi masyarakat. Secara jelasnya kata ” من العاءدين والفاءزين” dan jugaحلال بحلال tidak ditemukan dalam kultur Arab, karena bahasa tersebut merupakan bahasa interferensi atau ( لغة الوسطى)sebagaimana ungkapan انت, وجود وجود فقط atau جاء جاء قال , sementara yang ditemukan dari orang Arab adalah ungkapan, كل عام و انتم بخير dan تقبل الله منا ومنكم. Ahli sejarah mennyatakan bahwa halal bi halal adalah salah satu tradisi yang berk embang di Indonesia, artinya hal tersebut tidak berkembang di Negara-negara muslim lainnya. Kata halal bi halal disinyalir berasal dari bahasa Al-Quran surat Al-Maidah ayat 45, tetapi pada ayat tersebut berlangsung pada masalah Qishos. Ayatyang dimaksud adalah: وَكَتَبْنَا عَلَيْهِمْ فِيهَا أَنَّ النَّفْسَ بِالنَّفْسِ وَالْعَيْنَ بِالْعَيْنِ وَالْأَنْفَ بِالْأَنْفِ وَالْأُذُنَ بِالْأُذُنِ وَالسِّنَّ بِالسِّنِّ وَالْجُرُوحَ قِصَاصٌ Dalam sejarah kata halal bihalal pernah digunakan oleh penduduk kampung Hams dan penduduk Ahli Yaman: "اليوم يبدو بعضه اوكله ومابدا منه فلا احله" Ungkapan resebut digunakan diperbolehkannya mereka melaksanakan thawaf bersentuhan antara laki-laki dan perempuan dengan dilkukan secara telanjang, sambil menutupi sebatas kemaluannya. Hal itu diperbolehkan sebatas tidak melakukan persetubuhan.

0 Responses to “halal bi halal”

Posting Komentar