Rabu, 05 Desember 2012

24. Cita-cita


24. Cita-cita همة الرجال تخرق الجبال Cita-cita seorang laki-laki adalah merobohkan gunung. علق همتك في الثريا وان كان رجلك تحت الثرى Gantungkan cita-citamu pada bintang sturaya, meskipun kakimu tertancap pada tanah. من كانت همته ما ياءكل كان قيمته ما ياءكل Barang siapa tujuannya adalah sesuatu yang ia makan maka harganya bagai kotoran. خزاءن المني علي قناطر المحن (المنة بقدر المحنة) Gudang dari anugerah tergantung pada besar kecilnya cobaan. اذا صدق العزم وضح السبيل Apabila kuat kemaunnya maka jelaslah )terbukalah( (jalan )baginya علوالهمم بذر النعم Tingginya cita-cita adalah benih dari kenikmatan اعل همتك فوق السماء, وان كان رجلك في الارض بين الماء Gantungkan cita-citamu di atas langit, meskipun kakimu di atas bumi antara air كن كالسمك البحر يمكث في الماء المالح وهو عذب Jadilah seperti ikan lautan, ia berdiam dalam air asin akan tetapi ia tetap tawar. سوابق الهمم لا تخرق الا سوار الاقدار Keinginan kuat yang telah tertanamsejak awal tidak akan mampu merobohkan pagar-pagar takdir ما كل ماتمني المرء يدركه # تجري الرياح بما لا تشتهى السفن Tidaklah semua yang diharapkan seseorang dapat tercapai, kiasan angin yang meniup pada arah yang tidak diharapkan perahu. الانسان يطير بهمته كما ان الطير يطير بجناحيه Manusia akan terbang (menggapai cita-citanya) sebagaimana seekor burung terbang dengan kedua sayapnya. إن الصعابَ في الحياةِ أمورٌ نسبيةٌ ، فكلُّ شيءٍ صَعْبٌ جداً عند النفسِ الصغيرةِ جداً ، ولا صعوبة عظيمةً عند النفسِ العظيمةِ ، وبينما النفسُ العظيمةُ تزداد عظمةً بمغالبةِ الصِّعابِ إذا بالنفوس الهزيلةِ تزداد(تبسمُ) Sesungguhnya kesulitan dalam hidup ini hanya sebatas nisbi (tidak nyata),Semua urusan yang sangat sulit tatkala pada jiwa yang kecil. Tiada urusan yang besar bagi jiwa yang besar, jika berjiwa besar maka semakin besar jika dihadapi dengan jiwa yang ringkih. MOTIVASI Terkadang keinginan muncul karena kepedihan Oktober 1944, Jepang di ambang kekalahan perang dunia II setelah sebelumnya secara ofensif berhasil menaklukan Pearl Harbor di Hawaii dan sejumlah pendudukan di China dan Nanking. Kekalahan demi kekalahan dialami oleh Jepang, sementara teknologi dan jumlah personal pasukan dan pilot yang terlatih semakin berkurang. Pada saat yang begitu terjepit, pesawat-pesawat Jepang tiba-tiba melakukan serangan yang mendadak, dengan menabrakkan diri secara langsung ke kapal-kapal Amerika. Tercatat pada tanggal 26 Oktober 1944, 55 pesawat terbang Jepang melakukan „bunuh diri“ dan menghasilkan serangan terhadap 7 kapal induk Amerika dan 40 serangan terhadap kapal lain di mana 5 di antaranya tenggelam, 23 kapal rusak berat dan 12 kapal rusak ringan. Pada bulan berikutnya serangan makin intensif dan mencapai puncaknya pada periode April-Juni 1945 pada Pertempuran Okinawa. Taktik serangan „bunuh diri“ ini disebut sebagai serangan Kamikaze yang berarti angin dewa dalam bahasa Jepang, merupakan serangan yang secara gagah berani dan berani mati berkorban demi kejayaan Jepang dan kaisar. Pada akhir perang dunia II tidak lebih dari 2800 serangan Kamikaze menenggelamkan 34 kapal angkatan laut, merusak 368 lainnya, menewaskan 4900 pelaut dan 4800 pelaut lainnya terluka. Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, bom atom menghancurkan dan meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki, dua kota utama Jepang tempat basis industri dan pasokan logistik untuk pasukan Jepang. Ini benar-benar peristiwa yang memukul Jepang dan Kaisar Jepang, Hirohito. Sebenarnya mentalitas pasukan Jepang begitu kuat, sehingga tidak kenal kata menyerah dan memilih mati untuk kejayaan bangsanya, ketimbang menyerah atau hidup dijajah bangsa lain. Tapi kedahsyatan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki mau tidak mau membuat sang Kaisar bertekut lutut dan menyatakan penyerahan tak bersyarat dan penghentian perang pada tanggal 15 Agustus 1945. Selanjutnya yang dicari sang Kaisar adalah guru-guru Jepang yang akan mengajarkan bagaimana hidup secara cinta damai dan menjauhi peperangan. Generasi muda Jepang saat ini mungkin banyak yang tidak sadar dan tidak tahu bagaimana kejamnya generasi-generasi dahulu dalam perang. Yang terjadi dan terpenting setelah perang adalah bagaimana membangun kehidupan dan berani untuk hidup, membangun perekonomian dan teknologi supaya menjadi bangsa yang maju, berjaya dan disegani oleh bangsa lain, bukan karena bengis atau kejam, tapi karena kemajuan teknologi dan perekonomiannya. Ini yang kemudian menjadi warisan Jepang di abad modern ini . Mungkin banyak orang yang berani mati dalam mempertahankan prinsipnya. Orang-orang seperti ini kadang begitu keras dan berani melawan semua orang bahkan kadang rela mengorbankan dirinya sendiri dan orang lain demi kebenaran prinsipnya. Kadang orang bertanya, apa sebenarnya yang dibelanya? Apakah sebenarnya bukan prinsip yang dibelanya tapi egonya sendiri? Jika ia mati lalu jadi apa? Suatu prinsip atau ajaran yang benar bukan hanya membuat orang menjadi berani untuk mati, tapi lebih penting lagi berani untuk hidup dan membangun peradaban. Jika prinsip itu bisa membuat lebih banyak orang bahagia dan makmur hidupnya, maka lebih banyak orang yang akan setuju dengan prinsip tersebut. Dan tentunya kita ingin lebih banyak orang yang bisa bahagia dan sejahtera daripada sengsara karena kekeraskepalaan dan kekerashatian kita kepada ego kita. BERTINDAKLAH! Hidup hanya sekali, beranilah dalam hidup, beranilah dalam mengambil keputusan yang dianggap benar. Jika suatu saat terbukti keputusan yang diambil dinilai salah atau tidak tepat, berani pula untuk jujur dan mengakui kesalahan. Mengambil jalan hidup yang lurus lebih mudah daripada harus berpura-pura dan menyembunyikan kepentingan-kepentingan pribadi. Tahun 1796, di usianya yang 26 tahun, Beethoven mengalami gangguan pendengaran. Sebagai seorang komponis dan pemusik berbakat, telinga merupakan modal utamanya untuk bisa berkarya dan menciptakan karya musik yang hebat. Dengan berkurang dan akhirnya hilangnya kemampuan mendengarnya, praktis ia tidak bisa mendengarkan apa-apa lagi. Jangankan bunyi piano, suara orang bercakap-cakap pun tak bisa ia dengarkan lagi. Tentu saja ini membuat ia sangat frustasi. Dunia seakan sudah runtuh buat dirinya, dan sempat ia berpikir untuk membunuh dirinya sendiri. Namun ia tidak menyerah dan bangkit kembali. Kekurangan dan kecacatannya dalam mendengarkan tidak membuat ia menghentikan upayanya menciptakan komposisi-komposisi besar dalam sejarah musik dunia. Ludwig van Beethoven sampai hari ini masih dikenal sebagai komposer besar musik klasik dunia. Karyanya masih sering diperdengarkan dalam berbagai orkestra yang mengabadikan namanya. Jaman sekarang banyak anak muda yang galau hanya karena diputus pacar atau gagal mencapai hal-hal yang sebenarnya kecil dan sederhana. Rasanya dunia sudah mau kiamat saja dan dia menjadi orang paling sial di dunia. Padahal tidak. Kalau kita lihat sejarah orang-orang besar, tidak selamanya mereka besar. Ada naik, ada turunnya. Kadang mereka di bawah, kadang mereka di atas. Dan orang-orang yang bisa segera naik setelah turun bisa mendapatkan kejayaannya kembali. BERTINDAKLAH! Jika sedang sedih, jangan terlalu sedih dan berlebih-lebihan. Segeralah cari kesibukan dan suasana baru untuk meredakan kesedihan. Jika sedang bahagia jangan terlalu bahagia, karena bisa saja saat kebahagiaan itu diusik sedikit dengan suatu masalah, kita akan merasa frustasi dan sedih berkepanjangan ANTARA AMBISI DAN KEIKHLASAN Salahuddin Al Ayyubi atau sering dikenal sebagai Sultan Saladin, seorang raja dan panglima besar yang memimpin pasukan muslim dalam membebaskan Palestina pernah ditanya, apa makna kota Yerusalem baginya? Beliau menjawab dengan diplomatis, bukan apa-apa. It’s nothing. Kemudian dia mengulangi jawabannya. Ia adalah segalanya, it’s everything. Dalam perang salib yang berkecamuk antara pasukan muslim dan pasukan nasrani dalam merebut dan mempertahankan kota suci, Yerusalem di Palestina, segala hal bisa terjadi. Intrik, fitnah, dan pengkhianatan bisa dilancarkan untuk menjelek-jelekkan reputasi musuh serta mengurangi kewibawaan musuh. Karena orang berpikir seperti itulah seharusnya perang. Strategi licik pun kalau perlu ditempuh untuk membokong atau menyerang dari belakang saat lawan lengah Berbeda dengan pemimpin perang lainnya, Sultan Saladin dikenal memegang teguh prinsip kebenaran dan keadilan dalam peperangan. Ia menjadi contoh sikap ksatria yang ditunjukkan dan disegani baik oleh kawan maupun lawannya. Bagi beliau, kemenangan bukanlah segalanya. Yerusalem bisa saja tak berarti buat beliau. Yang terpenting adalah kemenangan prinsip dan kebaikan. Dan ini yang sejalan dengan pelaksanaan keyakinannya dalam memeluk agama Islam. Dalam pasukannya juga terdapat pasukan beragama nasrani yang berperang melawan tentara salib. Beliau tetap menghargai dan menghormati perbedaan agama dan keyakinan ini dan mengucapkan selamat hari raya pada saat mereka merayakan hari raya agama yang berbeda. Pada saat Raja Richard yang merupakan musuhnya jatuh sakit dalam peperangan, Sultan Saladin sendiri datang menjenguk dan mengobatinya hingga sembuh. Kesempatan yang sebenarnya bisa saja digunakan untuk membunuh atau menyerang Raja Richard tidak dimanfaatkannya, justru ia datang untuk mengobati musuhnya agar musuhnya sembuh dan perang dapat berlangsung secara baik dan adil. Waktu berlalu, walaupun telah wafat, Sultan Saladin masih dikenang sampai sekarang dengan segala kebaikan, kerendahan hati dan ketinggian budinya. Meskipun banyak juga yang mencerca dan menistanya, sejarah mencatatnya sebagai salah seorang pemimpin yang berjiwa ksatria. Bahkan seorang raja dari Jerman, Kaisar Wilhelm II menganugerahkan batu pualam di atas makamnya yang bertuliskan „Seorang ksatria yang tidak mempunyai rasa takut dan tidak menyalahkan orang lain, yang sering kali mengajarkan lawan-lawannya cara-cara bertindak secara ksatria“. Suatu kalimat yang dinisbahkan kepada Sultan Saladin seorang pejuang dan ksatria sejati. Seorang teman bertanya, apakah kita boleh ambisius dalam mengejar suatu keinginan atau cita-cita? Bukankah kita dituntut juga untuk bersikap ikhlas, pasrah dan tidak terlalu mengejar keinginan duniawi? Saya jawab, kedua-duanya benar. Kita memang dituntut untuk selalu ambisius dan bersungguh-sungguh dalam mengejar cita-cita dan keinginan kita, tentu saja keinginan dan cita-cita yang mulia yang ditempuh dengan cara-cara yang mulia pula, bukan cara-cara yang curang. Di sisi lain kita dituntut untuk ikhlas menerima apa yang digariskan oleh Tuhan kepada kita. Setiap dari kita ditakdirkan untuk menjadi pejuang yang harus berjuang dalam hidup secara bersungguh-sungguh. Cara dan model perjuangan itu bermacam-macam, ada yang harus dengan fisik, ilmu, akal, atau amal. Dan saat ini makin banyak cara dan model yang bisa ditempuh manusia untuk berjuang. Mengejar hal yang sifatnya duniawi bukanlah hal yang dilarang sama sekali. Bagaimana kita bisa menegakkan keadilan, jika kita sendiri lemah dan tidak kuat? Bagaimana bisa kita menentang ketidakadilan pemimpin yang zalim, sementara kita tidak mampu dan hanya berdiam diri? Bagaimana kita bisa menyantuni orang miskin dan anak yatim jika kita sendiri msikin dan tak mampu? Maka kekuatan atau kemampuan baik secara fisik, finansial maupun keilmuan merupakan suatu keniscayaan dan bekal untuk membangun peradaban yang lebih baik. Kalau kita tidak berambisi mewujudkan kebaikan, bagaimana kebaikan itu bisa datang dan terwujud dengan sendirinya? BERTINDAKLAH! Berjuanglah dengan sekuat tenaga. Jika hari ini masih gagal, maka coba lagi. Berusaha lagi dan lagi. Jika Anda dikritik, Anda harus siap untuk menjawab dan menerima kritikan itu dengan upaya dan hasil yang lebih baik daripada yang dikritikkan oleh orang yang mengkritik Anda. Jika Anda dicela, maka buktikan bahwa Anda lebih baik daripada orang yang mencela Anda ketimbang buang-buang waktu dengan membalas mencelanya. Insya Allah, cita-cita akan terkabul. KATA-KATA BIJAK: 1. Gantungkan azam dan semangatmu setinggi bintang di langit dan rendahkan hatimu serendah mutiara di lautan 2. Fikirkan tentang dirimu. Jika satu bangsa telah mulai berfikir, tidak ada satu kekuatan pun yang boleh menghentikannya. 3. Jangan sampai ayam jantan lebih pandai darimu. Ia berkokok di waktu subuh, sedang kamu tetap lelap dalam tidur. (Lukman Hakim). 4. Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku seperti orang yang terus memeras jerami untuk mendapatkan santan 5. Orang lanjut usia yang berorientasi pada kesempatan adalah orang muda yang tidak pernah menua ; tetapi pemuda yang berorientasi pada keamanan, telah menua sejak muda 6. Kegagalan adalah hal yang biasa. Kegagalan bukan berarti Tuhan menghukummu, namun Tuhan hanya mengarahkanmu kembali. 7. Jika kamu tak berusaha mewujudkan mimpimu sendiri, maka kamu akan menghabiskan hidupmu hanya untuk melihat orang lain mewujudkan mimpinya 8. Jangan takut oleh jarak antara mimpi Anda dengan kenyataan yang Anda hadapi. Selama Anda masih bisa mengimpikannya, Anda pasti bias meraihnya. ( Mary Kay Ash) 9. Segeralah beranjak dari masa lalu menuju masa depan, dengan semangat dan harapan baru, patahkan semua keraguan. Jangan biarkan hidupmu penuh dengan sedih, marah, dan benci. Bebaskan diri dari rasa sakit di masa lalu, dan mulai hidupmu lagi. 10. Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil 11. Thales • “orang yang bercita-cita tinggi adalah orang yang menganggap teguran teguran keras baginya lembut daripada sanjungan merdu dari penjilat yang berlebih-lebihan” • “apabila kamu menasihati orang yang bersalah maka berlemah lembutlah agar dia tidak merasa di telanjangi” • “orang yang secara sembunyi-sembunyi melakukan suatu perbuatan yang tidak di lakukan secara terang-terangan,ia tidak berharga di hadapan dirinya”

0 Responses to “24. Cita-cita”

Posting Komentar