Rabu, 05 Desember 2012

9. Dunia


9. Dunia الدنيا سم قاتل Dunia adalah racun yang mematikan الدنيا جيفة وطلابها كلاب (علي كرم الله وجهه) Dunia (kiasan) bangkai, sedang pencarinya (orang yang ambisi padanya) tak lain mereka adalah anjing. الدنياسجن المؤمن وجنة الكافر Dunia merupakan pengara bagi seorang mikmin dan surga bagi orang-orang kafir. الدنيا متاع الغرور Dunia adalah kebahagiaan yang bersifat menipu. الدنيا دار لمن لا دار له Dunia adalah rumah bagi seseorang yang tiada tempat tinggal baginya. الدنيا مزرءة الاخرة Dunia adalah tempat menanam untuk akirat. الدنيا حلاله حساب وحرامه عذاب Perkara halalnya dunia akan akan dihisab, dan haramnya adalah adzab. قال الله تعالي, يا دنيا...! اخدمي من خادمني...واستخدمي من خادمك Allah berfirman: “Yaa dunia…layani orang yang melayaniku (Allah), perbudak orang yang mengabdi padamu (dunia).” نقد الدراهم يذهب الهم (محمد بن سيرين) Memiliki dirham/uang) pelenyap kesusahan. المال في هذا الزمان سلاح المؤمن (الثوري) Harta pada saat ini (bagai) senjata bagi seorang mukmin. MOTIVASI Wajah mereka tampak cerah. Mata mereka terlihat berbinar-binar. Harta yang begitu melimpah kini ada hadapan mereka. Melihat luapan kegembiraan yang terpancar dari muka mereka Rasulullah صلى الله عليه وسلم pun tersenyum lalu bersabda, “Aku mengira kalian telah mendengar bahwa Abu ‘Ubaidah datang dengan membawa sesuatu dari Bahrain?” Mereka berkata, “Betul, wahai Rasulullah. ” Beliau pun bersabda, “Bergembiralah dan berharaplah untuk menggapai apa yang menyenangkan kalian. Demi Allah, bukanlah kefakiran yang kutakutkan akan menimpa kalian akan tetapi yang kutakutkan adalah dibukakannya pintu dunia atas kalian, sebagaimana telah dibukakan atas orang-orang sebelum kalian,sehingga kalian pun berlomba-lomba untuk mengejar dunia itu sebagaimana orang-orang sebelum kalian mengejarnya maka dunia pun membinasakan kalian sebagaimana telah membinasakan orang-orang sebelum kalian.” (HR.Bukhari dan Muslim) Ada apa dengan dunia? Mengapa beliau mengkhawatirkan itu menipu umatnya? Memang bagaimana hakekat dunia yang sebenarnya? Beliau صلى الله عليه وسلم bersabda, “Demi Allah, tidaklah perbandingan dunia dibandingkan akhirat kecuali seperti seseorang dari kalian yang mencelupkan jarinya ke lautan maka perhatikanlah apa yang dapat ia peroleh? ” (HR. Muslim) Jabir Bin Abdullah رضي الله عنهما bercerita bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah melalui pasar, sementara orang-orang berada di samping beliau. Ketika itu beliau melewati bangkai seekor anak kambing yang cacat. Beliau pun memegang dan mengangkat telinganya lalu berkata, “Adakah di antara kalian yang mau membeli kambing ini dengan harga satu dirham? ” Para sahabat pun menjawab, “Tentu saja kami tidak menginginkannya sedikit pun, apa yang bisa kami perbuat dengan bangkai kambing itu? ” Beliau صلى الله عليه وسلم kembali bertanya, “Apakah kalian mau kalau itu diberikan kepada kalian (dengan cuma-cuma)? ” Para sahabat menjawab, “Demi Allah, seandainya anak kambing itu masih hidup, (tentu kami tidak mau, karena) ia cacat, sebab telinganya kecil, maka, apalagi kalau sudah menjadi bangkai tentunya! ” Lantas beliau صلى الله عليه وسلم pun bersabda, “Demi Allah dunia itu lebih hina di sisi Allah melebihi hinanya kambing ini di sisi kalian! ” (HR. Muslim) Inilah hakekat dunia yang sebenarnya. Karena itu Allah عز وجل berfirman: “Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, kalau mereka mengetahui. “(QS. Al-Ankabut: 64) “Dan sesungguhnya akhirat itu lebih baik bagimu dari pada yang pertama (dunia). ” (QS. Adh-Dhuha: 4) Rasulullah صلى الله عليه وسلم pun telah bersabda, “Dunia adalah penjaranya seorang mumin dan surganya orang kafir. ” (HR.Muslim) “Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau dan sesungguhnya Allah telah menjadikan kalian berkuasa di dalamnya lalu Dia memperhatikan bagaimana amalan kalian, maka hati-hatilah kalian dari dunia…” (HR.Muslim) Kalau begitu, akhiratlah negeri kita yang sesungguhnya…Itulah kampung halaman kita yang sebenarnya….lantas, akankah kita melupakannya karena kesibukan kita di dunia saat ini? “Hai manusia, sesungguhnya janji Allah itu benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kalian..(QS. Fathir: 5) Sikap seorang mukmin terhadap duniaSetelah kita mengetahui akan rendahnya kedudukan dunia di sisi Allah, maka seorang yang cerdas dan pintar tentu tidak ingin tertipu dan terpedaya olehnya. Dan ia juga tentu tak ingin menjual bagiannya yang mahal di akhirat dengan sedikit bagian yang sangat murah dan rendah di dunia. Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah berwasiat kepada Ibnu ‘Umar رضي الله عنهما : “Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau sekedar numpang lewat. ” (HR.Bukhari) Tatkala seorang asing atau pengembara atau musafir singgah di suatu tempat, akankah ia berlama-lama di tempat tersebut? Mungkinkah pula di tempat yang disinggahinya itu ia membangun rumah yang besar dan megah serta diisi pula dengan perabotan rumah tangga yang mewah? Tentu saja tidak. Karena, ia datang ke tempat itu hanya sekedar singgah untuk memenuhi hajatnya secukupnya atau untuk mengisi bekal guna melanjutkan perjalanannya lagi. Maka, hendaknya demikian pula posisi kita di dunia. Hendaklah kita di dunia ini layaknya musafir. Kita singgah di dunia ini sekedar memenuhi hajat kita secukupnya dan menyiapkan bekal untuk melanjutkan perjalanan kita selanjutnya. Perjalanan yang penuh aral melintang menuju kampung halaman kita yang sesungguhnya. Kampung mukminin. Kampung anak Adam yang sebenarnya yaitu kampung akhirat. Maka, bersegeralah mengumpulkan perbekalan sebelum ajal menjemput kita semua. Allah عز وجل berfirman: “Dan kembalilah kalian kepada Rabb kalian dan berserah dirilah kepada-Nya, sebelum adzab datang menimpa kalian kemudian kalian tidak ditolong lagi. “(QS. Az-Zumar: 54) Ibnu ‘Umar رضي الله عنهما berkata, “Apabila kamu berada pada waktu sore hari, maka janganlah tunggu waktu pagi hari untuk beramal. Dan apabila kamu berada pada waktu pagi hari, maka janganlah tunggu waktu sore hari untuk beramal, gunakanlah waktu sehatmu untuk menghadapi waktu sakitmu dan gunakanlah waktu hidupmu untuk menghadapi kematianmu.” (HR.Bukhari) “Sesungguhnya harta itu indah dan manis. Barang siapa mengambilnya dengan berlapang hati, maka akan diberikan berkah padanya. Barang siapa mengambilnya dengan kerakusan (mengharap-harap harta), maka Allah tidak memberikan berkah kepadanya” HR. Bukhari dan Muslim Rasul Saw. bersabda “Dunia ini penjara bagi mukmin dan Surga bagi orang kafir.” Tentanng hadits ini ada kisah menarik dari Ibnu Hajar Al Asqalani. Suatu ketika beliau yg tampak berseri-seri dicegat oleh seorang Yahudi yg sedang dilanda kesedihan hebat. Orang Yahudi itu bertanya “Bagimana anda menafsirkan ucapan Rasul Saw. “Dunia ini penjara bagi orang mukmin dan Surga bagi orang kafir? Kini anda tahu aku dalam keadaan sedih sedangkan aku kafir dan anda dalam keadaan bahagia sedangkan anda mukmin?”. Ibnu Hajar menjawab “Anda dengan kesedihan dan kemiskinan termasuk berada dalam Surga dibandingkan akheratmu yg penuh dgn siksa yg pedih . Sedangkan aku maka dgn kesenangan dunia ini termasuk penjara dibandingkan dgn keni’matan yg sedang menungguku di Surga.” Orang Yahudi itu menjawab “Apakah demikian?” Ibnu Hajar menjawab “Ya.” Maka orang itu pun menyatakan “Aku bersaksi tidak ada Tuhan yg berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adl utusan Allah.” KATA-KATA BIJAK: 1. Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang diidamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara gembira menuju kegagalan. 2. Barangsiapa yang menghabiskan waktu berjam – jam lamanya untuk mengumpulkan harta karena takut miskin, maka dialah sebenarnya orang yang miskin. - Imam Al Ghazali.

0 Responses to “9. Dunia”

Posting Komentar