Rabu, 05 Desember 2012

18. Pemimpin


18. Pemimpin انما جعل الامام الا ليؤتم Dijadikannya seorang imam (pemimpin) tak lain untuk diikuti. سيد القوم اشقاهم Pumuka kaum adalah yang paling celaka diantara mereka. سيد القوم خادمه Pemuka kaum adalah pembantu mereka. السلطان ظل الله في ارضه Penguasa adalah pelindung Allah dibumiNya. تصرف الامام منوط بالمصلحة Kebijakan seorang imam haruslah selalu dihubungkan atas dasar kemashlahatan. درء المفاسد مقدم علي جلب المصالح Menolak kejelekan harus didahulukan daripada menarik (mengambil) kebaikan. MOTIVASI Moral adalah sikap batin. Moral adalah ketabahan, keberanian, dan harapan. Moral adalah keyakinan, semangat, dan kesetiaan … Moral adalah daya tahan, semangat yang terus bertahan sampai akhir – kemauan untuk menang. Dengan moral, segala hal menjadi mungkin. Tanpa moral, segala sesuatu … menjadi sia-sia. [George C. Marshall] KEPEMIMPINAN UMAR RA Contoh kisah pribadi Umar bin Abdul Azis, Sejak di angkat menjadi Khalifah Umar bertekad, dalam hatinya ia berjanji tidak akan mengecewakan amanah yang di embannya. (beliau tau diri bahwa yang menggajinya adalah rakyat, subhanalloh!). “aku memikul amanat umat ini dan aku tangisi orang-orang yang menjadi amanat atasku, yaitu kaum fakir miskin yang lemah dan lapar, ibnu sabil yang kehilangan tujuan dan terlantar, orang-orang yang dizalimi dan dipaksa menerimanya, orang-orang yang banyak anaknya dan berat beban hidupnya. Merasa bertanggung jawab atas beban mereka, karena itu, aku menangisi diriku sendiri karena beratnya amanat atas diriku…”beliau menangis akibat beratnya amanah yang dipikul—bukan malah berpesta dan bersiap dipilih lagi dsb. Konon semasa ia menjabat sebagai Khalifah, tak satu pun mahluk dinegerinya menderita kelaparan. Tak ada serigala mencuri ternak penduduk kota, tak ada pengemis di sudut-sudut kota, bahkan tak ada penerima zakat karena setiap orang mampu membayar zakat. Keren! Suatu hari Khalifah Umar bin Abdul Azis mendapat hidangan sepotong roti yang masih hangat, harum dan membangkitkan selera dari istrinya. “Dari mana roti ini?” tanyanya. “buatan saya sendiri,” jawab istrinya. “Berapa kau habiskan uang untuk membeli terigu dan bumbu-bumbunya?” “hanya tiga setengah dirham saja,” jawab istrinya. ”Aku perlu tahu asal usul benda yang akan masuk kedalam perutku, agar aku dapat mempertanggung jawabkannya di hadirat Allah SWT. Nah, uang tiga setengah dirham itu dari mana?” lanjutnya. “setiap hari saya menyisihkan setengah dirham dari uang belanja yang anda berikan, wahai Amirul Mukminin, sehingga dalam seminggu terkumpul tiga setengah dirham. Cukup untuk membeli bahan-bahan roti yang halalan thayyiban,” kata istri Khalifah menjelaskan. “Baiklah kalau begitu. Saya percaya, asal usul roti ini halal dan bersih. Namun, saya berpendapat lain. Ternyata biaya kebutuhan hidup kita sehari-hari perlu di kurangi setengah dirham, agar kita tidak mendapat kelebihan yang membuat kita mampu memakan roti atas tanggungan umat ini,” tegas Khalifah. Dan sejak hari itu, Umar membuat instruksi kepada bendaharawan Baitul Maal untuk mengurangi jatah harian keluarga beliau sebesar setengah dirham. “Saya juga akan berusaha mengganti harga roti itu, agar hati dan perut saya tenang dari gangguan perasaan, karena telah memakan harta umat demi kepentingan pribadi,” sambung Khalifah. Pernah kubaca kisahnya lagi, suatu ketika Amirul Mukminin Umar bin Abdul Azis di kunjungi bibinya. Maksud sang bibi, ingin meminta tambahan tunjangan dari Baitul Maal. Ketika itu, Amirul Mukminin sedang makan kacang bercampur bawang dan adas, makanan rakyat awam. Lalu Umar menghentikan makannya, kemudian mengambil sekeping uang logam satu dirham dan membakarnya. Dibungkusnya uang itu dengan sepotong kain dan di berikannya kepada bibinya seraya berkata,”Inilah tambahan tunjangan uang yang bibi minta…”Bibi menjerit kepanasan ketika menyentuh bungkusan berisi uang logam panas itu. Umar berkata dengan yakin,”Kalau api dunia terasa sangat panas bagaimana kelak api neraka yang akan menbakar aku dan Bibi karena mengkhianati amanah dan menyelewengkan harta kaum muslimin?”Sungguh tersentuh nurani membaca kisah teladan seperti ini. 1. Konosuke Matsushita: Kepemimpinan untuk keadilan dan Kemanusiaan • Produksi yang ditujukan untuk memperkaya kehidupan semua orang di Bumi merupakan misi yang mulia dari seorang industriawan. • Ketika Matsushita memulai usahanya dengan beberapa gelintir orang biasa-biasa saja, hanya sedikit yang bisa meramalkan kesuksesan fenomenal yang terhampar di depan. Dia yakin bahwa sebuah perusahaan harus menciptakan kekayaan bagi masyarakat serta bagi pemegang saham, dan harus selalu bekerja untuk mengentaskan kemiskinan. Filosofi bisnis Matshusita ini merupakan bagian dari tradisi “paternal manajemen” di Jepang, di mana karyawan dipandang sebagai bagian dari “keluarga” di perusahaan, sehingga mereka akan bekerja seumur hidup, tanpa takut PHK. Sebuah misi yang mulia dari seorang industriawan. 2. Lee Kuan Yew: Sang Arsitek Sosial Orang yang bahagia bukan karena lingkungan tertentu, melainkan dengan sikap-sikap tertentu. [Hugh Downs] Kuda hanya bisa berkeliaran sampai dia dipasangi tali kekang. Uap tak bisa mendorong apa pun sampai dikurung. Niagara tak bisa menghasilkan tenaga listrik sampai disalurkan. Kehidupan tak bisa menjadi agung sampai difokuskan, didedikasikan, dan didisiplinkan. [Henry Emerson Fosdick] 3. Mochtar Riady: Sang Filosof Dunia Usaha Memenangkan orang lain adalah kekuatan, namun memenangkan diri sendiri adalah kebijaksanaan. [Lao Tze] Tuhan tidak memberi kita Kitab Suci untuk meningkatkan pengetahuan kita, melainkan untuk mengubah kehidupan kita. [D. L. Moody] 4. Ciputra: Sang Bengawan Properti Saat saya ikhlaskan semuanya, saya memiliki segalanya. Saat saya berhenti menjadi diri saya, saya menemukan diri saya. [Paulo Coelho - Eleven Minutes] 5. Martha Tilaar: Wawasan Global, Kearifan Lokal “Kerja adalah cinta dalam bentuk nyata”. [Kahlil Gibran] Tidak ada pelaut ulung yang lahir dari samudera yang tenang, ia selalu dilahirkan dari samudera yang penuh terpaan badai, gelombang, dan topan. [D. Farhan Aulawi] Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh. [Confusius] 6. Agus Martowardojo: Sang Penantang Badai Sukses adalah kedamaian pikiran, yang merupakan hasil langsung dari kepuasan diri, karena mengetahui bahwa engkau telah berupaya sebaik-baiknya menjadi yang sebaik mungkin. [John Wooden] 7. Emirsyah Satar: Berani Menjadi yang Terbaik Jika Anda tidak bertambah baik, maka Anda bertambah buruk. [Jan Carlzon - CEO Scandinavian Airlines] Bisnis yang kekurangan modal bisa meminjam uang, dan bisnis yang memiliki lokasi buruk bisa pindah. Namun bisnis yang tidak memiliki kepemimpinan, tidak punya banyak peluang untuk bertahan. [Warren Bennis] SEPENGGAL CERITA Ada suatu kisah seorang ibu yang sedang kerepotan mengurusi anak-anaknya yang masih kecil, lalu sang ibu meminta tolong kepada anaknya yang paling besar (sudah SMP) untuk pergi ke pasar belanja kebutuhan lauk pauk dan sayur. “Nak ini ibu sudah catatkan apa saja yang perlu dibelanjakan di pasar, nanti jika ada yang kurang jelas bisa tanya SMS ibu” . lalu pergilah sang anak ke pasar, karena baru pertama kali ke pasar anak itu bingung membeli tempat membeli tempe & tahu dimana, lalu anak itu bertanya pada orang yang ada dipasar ditunjukkan lah lokasinya, pergilah sang anak membeli tempe & tahu. Lalu berikutnya dia membeli ikan, tapi ternyata ikan yg dimaksudkan habis segera sang anak SMS ke ibunya untuk menanyakan bagaimana mau diganti ikan apa sambil menyebutkan jenis ikan yang tersedia. Sambil menunggu balasan sang Ibu , untuk menghemat waktu lalu anak terus melanjutkan belanjanya sesuai list yang sudah tertulis. Singkat cerita akhirnya sang anak berhasil membelanjakan semua kebutuhan belanja dipasar dengan komplit sesuai list tersebut. Ini adalah contoh kisah sederhana bagaimana sang anak yang masih kecil pun bisa memimpin dirinya sendiri dengan acuan tujuan yang sudah diberikan oleh ibunya. Sang ibu tidak memberikan secara detil di list tersebut, seperti untuk belanja tempe itu tempatnya dekat ini,ini, dan ini tetapi dengan kesadarannya sebagai pemimpin bagi dirinya sendiri dia berinisiatif bertanya pada orang yang sudah paham dan saat di keadaan harus menentukan keputusan diluar kuasanya barulah ia bertanya pada sang ibu. Disini sang anak tidak membutuhkan orang yang mengawasi saat ia melakukan kegiatan belanja, yang ia tau adalah menyelesaikan tujuan yang sudah diberikan oleh sang ibu, dan memberikan hasilnya sesuai tujuan tersebut. KATA-KATA BIJAK: 1. Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru, bila anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila cara-cara anda baru. 2. Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku seperti orang yang terus memeras jerami untuk mendapatkan santan. 3. Seorang pemimpin adalah orang yang mempunyai kekuatan untuk memperdayakan orang lain ( I Ching). 4. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk melakukan tindakan yang memotivasi orang lain untuk mencapai level prestasi. ( F.G “BUCK”Rodgers).

0 Responses to “18. Pemimpin”

Posting Komentar