Rabu, 05 Desember 2012

5. Perlahan-lahan


5. Perlahan-Lahan من استعجل شيئا قبل اوانه عوقب بحرمانه Barang siapa tergesa-gesa pada sesuatu sebelum waktunya, maka akan terhalang untuk mendapatkannya. في التائنى السلامة وفي العجلة الندامة Dalam perlahan-lahan terdapat keselamatan. Dan dalam ketergesa-gesaan terdapat penyesalan. من تتانى ادرك ما تمنى Barang siapa perlahan-lahan, maka akan mendapatkan sesutu yang diharapkan. Alon-alon seng penting kelakon. العجلة فرصة العجزة Tergesa-gesa adalah peluang menuju kelemahan. الماء برقه يقطع الحجر بشداده Air dengan kelembutanya dapat memecahkan batu beserta dengan kerasnya batu. ثمرة التفريط الندامة و ثمرة الحزم الندامة Buah sembrono atau lengah itu penyesalan dan buah cermat itu adalah keselamatan MOTIVASI Abu Yazid Al Busthami, pelopor sufi, pada suatu hari pernah didatangi seorang lelaki yang wajahnya kusam dan keningnya selalu berkerut.Dengan murung lelaki itu mengadu,”Tuan Guru, sepanjang hidup saya, rasanya tak pernah lepas saya beribadah kepada Allah. Orang lain sudah lelap, saya masih bermunajat. Isteri saya belum bangun, saya sudah mengaji. Saya juga bukan pemalas yang enggan mencari rezeki. Tetapi mengapa saya selalu malang dan kehidupan saya penuh kesulitan?” Sang Guru menjawab sederhana, “Perbaiki penampilanmu dan rubahlah roman mukamu. Kau tahu, Rasulullah SAW adalah penduduk dunia yang miskin namun wajahnya tak pernah keruh dan selalu ceria. Sebab menurut Rasulullah SAW, salah satu tanda penghuni neraka ialah muka masam yang membuat orang curiga kepadanya.” Lelaki itu tertunduk. Ia pun berjanji akan memperbaiki penampilannya. Mulai hari itu, wajahnya senantiasa berseri. Setiap kesedihan diterima dengan sabar, tanpa mengeluh. Alhamdullilah sesudah itu ia tak pernah datang lagi untuk berkeluh kesah. Keserasian selalu dijaga. Sikapnya ramah,wajahnya senantiasa mengulum senyum bersahabat. Roman mukanya berseri. Tak heran jika Imam Hasan Al Basri berpendapat, awal keberhasilan suatu pekerjaan adalah roman muka yang ramah dan penuh senyum. Bahkan Rasulullah SAW menegaskan, senyum adalah sedekah paling murah tetapi paling besar pahalanya. Demikian pula seorang suami atau seorang isteri. Alangkah celakanya rumah tangga jika suami isteri selalu berwajah tegang. Begitu juga celakanya persahabatan sekiranya dikalangan mereka saling tidak berteguran. Sebab tak ada persoalan yang diselesaikan dengan mudah melalui kekeruhan dan ketegangan. Dalam hati yang tenang, pikiran yang dingin dan wajah cerah, Insya Allah, apapun persoalannya niscaya dapat diatasi. Inilah yang dinamakan keluarga sakinah, yang didalamnya penuh dengan cinta dan kasih sayang. KATA-KATA BIJAK: Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan. Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap anda tepat, dan tidak ada yang bisa menolong bila sikap anda salah

0 Responses to “5. Perlahan-lahan”

Posting Komentar