Rabu, 05 Desember 2012

14. Kemerdekan


14. Kemerdekaan ليست الحرية ان تعمل ما تحب # بل الحرية ان تعمل ما تجب Bukanlah hakikat kemerdekaan adalah keadaan engkau dapat melakukan segala sesuatu yang engkau suka, akan tetapi hakikat kemerdekaan adalah keadaan yang engkau dapat melaksanakan segala hal yang wajib. انت حر مما انت ايس # وعبد لما انت له طامع (حكم) Engkau merdeka dari segala hal yang engkau tidak harapkan, dan engkau adalah budak terhadap segala sesuatu yang engkau harapkan عش كريما او مت شهيدا Hidup mulia atau mati dalam keadaan syahid. الموت خير من ركوب العار # والعار خير من دخول النار Mati lebih baik daripada harus menanggung hina, hina lebih baik daripada masuk neraka. رب عتق شر من رق Banyak kemerdekaan lebih jelek daripada perbudakan. حرية المرء محدود بحرية اخيه Kemerdekaan seseorang dibatasi oleh kemerdekaaan saudaranya (orang lain). تموت الاسد في الغباب جوعا # ولحم الضاءن تاءكه الكلاب وعبد قد ينام علي الحرير # وذونسب مفارسه التراب (شافعي) Singa mati dalam hutan belantara dalam keadaan kelaparan, sementara daging kambing dimakan para anjing Terkadang budak tidur diatas sutra, sementara orang yang bernasab tinggi beralaskan tanah. MOTIVASI Syaikh Abu Ali Ad-Daqaaq mengatakan,”Sesungguhnya makna kemerdekaan/kebebasan dibatasi dalam ketiadaan seorang hamba dibawah pengaruh perbudakan makhluk, tidak dikendalikan penguasa yang mengatur alam (para raja atau presiden) dan tanda sahnya kemerdekaan dibuktikan dengan kegugurnya sifat yang membedakan dari hatinya diantara hal-hal (yang menjadi pilihannya). Bagaimana semua posisi yang menghadangnya adalah sama”. Haritsah RA pernah mengatakan pada َسُوْلُ اللّه SAWW, “Jiwaku zuhud dari dunia. Bagiku tidak ada bedanya antara batu dan emas”. Ustadz Abu Ali Ad-Daqaq mengatakan, “Barang siapa menghinakan dunia, maka dia bebas darinya, dan jika berpindah menuju kampung akhirat maka dia juga bebas darinya”. Beliau juga mengatakan bahwa orang yang bebas dari dunia maka akhirat kelak juga bebas darinya”. Syaikh Abu Ali Ad-Daqaaq mengatakan, “Ketahuilah bahwa hakikat kemerdekaan terletak dalam kesempurnaan penghambaan. Jika penghambaannya benar untukAllah, maka kemerdekaannya bersih dari perbudakan. اللّه SWT berfirman, “وَاعْبُدْ رَّبكَ حَتَّى يَأتِيَكَ الْيَقِيْنُ “Dan sembahlah Tuhanmu hingga datang keyakinan padamu” (Al-Hijr 99) Yakni kematian. Penafsiran ini lebih disepakati para ahli tafsir. Tanda kemerdekaan bagi seorang hamba diantaranya adalah ketiadaan hatinya di bawah penghambaan makhluk, kepentingan-kepentingan dunia dan tujuan-tujuan akhirat. Dirinya adalah dirinya. Tidak satupun keduniaan yang bersifat sementara mampu memperbudaknya, tidak juga keinginan, angan-angan, permintaan, tujuan, harapan, dan keuntungan. Dirinya bebas dari semua itu. Dalf As-Syibli pernah ditanya, “Tidakkah engkau tahu bahwa Dia adalah Dzat Yang Maha Pengasih ?” lalu dijawab,”Benar semenjak saya mengetahui sifat kasih sayang-Nya, saya tidak lagi meminta dia untuk mengasihi saya. Maqam kemerdekaan amatlah mulia”. Abul Abbas As-Sayyari berkata, “Seandainya shalat tanpa bacaan Al-Qur’an sah, maka sah pula gubahan syair ini : Saya berangankan suatu kondisi Berada dalam suatu zaman Yang engkau akan melihat dua biji mata saya Sebagai kemerdekaan yang terbit Banyak pendapat para guru sufi tentang makna kemerdekaan diantaranya adalah pendapat Husain bin Manshur yang mengatakan, “Barang siapa menghendaki kemerdekaan, maka teruslah dalam penghambaan (kepada اللّه)”. Imam Al-Junaid ditanya tentang orang yang tidak terpengaruh oleh dunia melainkan seukuran isapan satu biji-bijian terkecil, lalu dijawab, “Seorang budak juga tidak terpengaruh oleh keberadaan dirham. Sesungguhnya kau tidak akan sampai pada makna kemerdekaan sementara hakikat penghambaan yang menjadi tanggunganmu masih tersisa (terpengaruh kepentingan). Bisyir Al-Hafi berkata, “Barang siapa menginginkan kelezatan makanan kebebasan dan terbebas dari perbudakan, maka sucikanlah rahasia yang berada diantaradirinya dengan اللّه”. Husain Al-Manshur juga pernah mengatakan, “Jika seorang hamba mengambil hak beberapa maqam penghambaan secara keseluruhan yang menjadikannya bebas dari kepayahan penghambaan, maka kerjakan fungsi penghambaan dengan tanpa tekanan dan beban. Itu adalah maqam para Nabi SAWW dan orang-orang yang ahli kebenaran. Artinya, menjadi orang yang terbebani namun merasa tidak terbebani dan hatinya tidak diliputi rasa berat (karena penghambaannya kepada اللّه), meski hukum syariat pada kenyataannya membemani yang demikian”. Manshur Al-Faqih membacakan syair : Tidakkah tersisa pada diri manusia Kebebasan, dan tidak juga pada jin Telah berlalu kebebasan dua golongan Maka mereka menghiasi hidup dengan kepahitan Ketahuilah bahwa sesungguhnya sebagian besar kebebasan terdapat dalam pemberian pelayanan pada orang-orang faqir. Syaikh Abu Ali Ad-Daqaq mengatakan, “Alloh memberikan wahyu kepada Nabi Dawud AS, ‘Jika kamu melihat-Ku dengan pencarian, maka jadikanlah dirimu sebagai pelayan-Ku’”. RasluLlah SAWW bersabda : سيّدُالْقوْمِ خادمهم “Tuan bagi suatu kaum adalah yang menjadi pelayan bagi mereka”. Yahya bin Mu’adz mengatakan, “Anak-anak dunia adalah orang yang dilayani para budak dan pelayan, sedang anak-anak akhirat adalah orang-orang yang dilayani kelompok orang merdeka lagi orang baik”. Ibrahim bin Adham mengatakan, “Sesungguhnya kebebasan yang mulia adalah keluar (terbebasnya diri) dari penghambaan dunia sebelum dunia meninggalkannya”. Dia juga mengatakan, “Jangan berkawan kecuali kepada orang yang bebas (merdeka) lagi mulia. Mendengarlah dan jangan berbicara”.. KATA-KATA BIJAK Kumpulan Kata-Kata Mutiara Bung Karno Presiden RI 1. Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia . (sumber lain mengatakan 10 pemuda) 2. Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. 3. Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. 4. Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat 5. suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. 6. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” 7. Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” 8. Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” 9. “……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” 10. Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali “. 11. Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”. “ Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya” 12. Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.” 13. Apakah Kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong” Aku Lebih suka lukisan Samodra yang bergelombangnya memukul, mengebu-gebu, dari pada lukisan sawah yang adem ayem tentrem, “Kadyo siniram wayu sewindu lawase” 14. Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.” 15. Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri. - Soekarno.

0 Responses to “14. Kemerdekan”

Posting Komentar