Rabu, 05 Desember 2012

23. Menjaga ucapan


23. Menjaga Ucapan اللسان صغير الجرم كبير الجرم Lisan kecil bentuknya (akan tetapi) besar dosanya. لكل مقال مقام ولكل مقام مقال Tiap-tiap pembicaraan ada tempatnya dan tiap-tiap tempat ada pembicaraannya. خير الكلام ما قل ودل Ungkapan yang terbaik adalah ungkapan sedikit tapi jelas. كثرة الكلام تنشف الحسنات كما تنشف الارض بعد الماء Terlalu banyak bicara dapat menghilangkan kebaikan, bagaikan bersihnya tanah setelah disiram air. ترك الجواب علي الجاهل جواب Diam tidak menjawab pada orang bodoh adalah jawaban. من دامت اذكاره صفت اسراره Barang siapa dzikirnya istiqamah maka bersihlah hatinya. سلامة الانسان في حفظ اللسان Keselamatan manusia terletak pada menjaga lisannya. لين الكلام قيد القلوب Ungkapan yang lembut adalah pengikat hati. رب سكوت ابلغ من الكلام Banyak sikap diam lebih baligh daripada bicara. قل الحق ولو كان مرا Sampaikan yang benar walaupun pahit ( resikonya kembali pada diri sendiri). من قال ما لم ينبغى سمع ما لا يشتهى Barang siapa yang bicara tidak layak maka akan mendengarkan sesuatu yang tidak disukai. رب طرف افصح من لسان Banyak pandangan lebih mengena daripada ucapan سرك دمك فاذاتكلمت فقد ا رقته Rahasiamu kiasan darahmu, dikala engkau telah membicarakannya maka engkau telah mengalirkannya. خذ ما صفي ودع ما كدر Ambil yang baik dan tinggalkan yang jelek. كم في المقابر من قتيل لسانه Banyak di kuburan orang (yang sejarah kematianya) terbunuh karena lisannya. اذا ساء فعل الرء ساء ظنونه # وايقن بحمق المرء اذاكان مكثر Bila jelek perilaku seseorang maka jelek pula prasangkanya, yakinkan tentang kebodohan seseorang tatkala telah banyak bicaranya. الكلمة الطيبة صدقة (الحديث) Ucapan yang baik merupakan sodaqoh. لا يكب الناس في النار علي مناخرهم الا حصائد السنتهم (الغزالي) Tidaklah menyungkurkan manusia dalam neraka pada lobang hidung mereka kecuali hasil ulah lisan mereka sendiri. لوكان الكلام من فضة كان السكوت من ذهب (قول لقمان لابنه) Kalaupun ucapan adalah perak niscaya diam adalah emas. الحال افصح المقال Sikap itu lebih bisa menunjukkan dari pada ucapan. الكلام وسيلة المقاصد (الغزالي) Ungkapan adalah media sampainya tujuan. من قال انا وقع في انا Barang siapa egois maka ia akan terjerumus pada keegoisannya. خاطبوا الناس بقدر عقولهم Bicaralah pada orang lain sesuai pada kadar akal mereka. ان من الكلام لسحرا Sesungguhnya diantara ucapan adalah sihir (hipnotis) اذا خرجت الكلمة من القلب وقعت في القلب Apabila ucapan keluar dari hati maka ia akan singgah dihati. يموت الفتي من عثرة من لسانه # وليس يموت المرء من عثرة الرجل فعثرته من فيه ترمى برائسه # وعثرته بالرجل تبرء علي مهل (ابوبكر بن خلف) Seorang pemuda tewas karena terpelesetnya lisan, dan tidaklah seseorang mati karena terpelesetnya kaki. Kepelesetnya lisan akan menyungkurkannya, sedang kepelesetnya kaki tidak lama akan sembuh kembali انظر الي ما قال ولا تنظر الي من قال Lihatlah pada yang diucapkannya, jangan melihat pada siapa yang mengucapkannya. السكوت زين للعالم وستر للجاهل Diam merupakan perhiasan bagi orang alim, menjadikan tutup ( menyembunyikan atas kebodohannya) bagi orang yang bodoh. MOTIVASI Jika lisan adalah dua mata pisau, maka pergunakanlah lisan dengan sebaik-baiknya. Lidah memang diciptakan oleh Allah tidak bertulang, agar manusia dapat berucap dengan sempurna. Akan tetapi sering sekali orang bilang “lidah memang tidak bertulang, wajar saja jika berbohong” Jika memang seperti itu adanya, bagaimana jika Allah menciptakan lidah dengan bertulang agar manusia tidak lagi berdusta? Lisan merupakan karunia yang sangat ‘mahal’ dan vital bagi manusia. Tanpa lisan, barangkali hidup bagi manusia tiada artinya. Dengan lisan, manusia dapat mengenal rasa dan dapat berbicara dengan sesama. Dengan lisan pula manusia dapat berkomunikasi tanpa mengalami kesusahan. Selain itu, manusia bisa juga mulia dengan lisannya tersebut. Begitupun sebaliknya, manusia bisa hina karena lisannya. Hina, karena tidak bisa menggunakannya sesuai kehendak dan aturan-aturan yang ditetapkan penciptanya. Banyak sekali hadits Rasulullah SAW. yang menganjurkan kita untuk selalu menjaga lisan. Bahkan Rasulullah juga sering mengecam orang yang tidak pandai menjaga lisannya. Rasulullah pernah berpesan: ”Barang siapa yang diam (tidak banyak bicara) maka dia akan selamat” (H.R. At-Tarmizi). Dalam hadits lain disebutkan, Al-Ma’shum Saw. juga pernah berwasiat: “Barang siapa yang bisa menjamin (keselamatan) antara dua rahangnya (lisan) dan dua kakinya (faraj) maka aku menjamin baginya surga” (H.R. Bukhari). Lisan ibarat pisau bermata dua, bila digunakan pada hal-hal yang baik maka akan mendatangkan kemaslahatan (kebaikan). Namun sebaliknya, bila digunakan pada hal-hal yang buruk, kemudharatan pun akan mengiringinya .Tidak hanya penyakit hati yang dapat menjangkit pada manusia, namun penyakit lisan pun dapat menjangkit pada manusia. Berikut diantaranya penyakit lisan yang harus dihindari: 1. Pembicaraan yang tidak Bermanfaat “Salah satu tanda kesempurnaan Islam seseorang adalah meninggalkan yang tidak bermanfaat baginya” (H.R. At-Tarmizi). Yang dimaksud dengan “tidak bermanfaat” dalam hadits tersebut antara lain, muncul melalui lisan seperti ghibah, fitnah, menggunjing, berbohong dll. Padahal, pembicaraan yang tidak berarti sama sekali hanya membuang-buang waktu, dan kelak akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT. Banyak orang yang tidak mengetahui batasan-batasan perkataan yang bermanfaat ataupun tidak bermanfaat, sehingga mengakibatkan kebiasaan baginya. Pada akhirnya nanti, kebiasaan yang tidak diketahui baik-buruknya itu sulit untuk merubahnya. Secara singkat mungkin bisa kita katakan bahwa batasan baik atau buruknya perkataan seorang adalah diamnya, tidak mengakibatkan celaka bagi orang lain dan tidak mengakibatkan rugi terhadap dirinya sendiri. 2. Perdebatan dan Pertengkaran Perdebatan dan pertengkaran acapkali berbuntut pada perpecahan. Makanya, Rasulullah Saw. melarang umatnya yang suka perdebatan seraya bertutur: “Tidaklah sesat suatu kaum (dahulu) setelah Allah menunjuki mereka, kecuali karena mereka suka berdebat atau bertengkar” (H.T. At-Tarmizi). Dalam sabdanya yang lain, yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah: “Tidak sempurna iman seorang hamba hingga dia meninggalkan pertikaian dan perdebatan walaupun dia dalam posisi benar” (H.R. Ibnu Abi ad-Dunya). 3. Suka Melaknat Marah sering kali membawa seseorang lupa diri, sehingga kata-kata yang terucap dari kedua bibirnya mengakibatkan tidak terkendali. 4. Bercanda yang Berlebihan Sejatinya canda itu lebih identik dilarang oleh Raulullah Saw. kecuali pada hal-hal yang sewajarnya. Sabda Rasulullah: “Jangan kamu mendebat saudaramu dan jangan kamu mencandainya” (H.R. At-Tarmizi). Artinya, canda terhadap sesama selama dalam batas-batas yang wajar tidaklah dilarang. Akan tetapi, yang sering terjadi ketika canda sudah melebihi batas, sehingga aib sesama tidak jarang terbongkar gara-gara canda yang berlebihan. Imbasnya, berbuntut pada putusnya hubungan silaturahmi bahkan teman bisa menjadi lawan hanya karena canda yang berlebihan. 5. Mengejek dan Mencemoohkan orang lain Allah SWT. berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi orang (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan), dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain, karena boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan). (Q.S. Al-Hujurat: 11). 6.Ghibah (gosip) Secara singkat, ghibah (gosip) bisa diartikan dengan menyebut atau menceritakan hal yang tidak baik dari pribadi seseorang. Sehingga, jika yang diceritakan mengetahuinya akan menimbulkan permusuhan diantara keduanya. Biasanya, seseorang yang suka mengghibah tidak akan tenang jika melihat orang bahagia, senang dan gembira. 7.Namimah (mengadu domba) Berbeda dengan namimah (adu domba), ghibah lebih kepada ingin melaga antara dua orang yang awalnya bersahabat akhirnya bermusuhan. Adu domba tidak saja dari perkataan, namun bisa juga dengan isyarat atau surat dsb. Sabda Nabi Saw.”Tidakkah kamu ingin aku beritahukan orang yang paling jahat diantara kamu? Kata sahabat: “tentu wahai Rasulullah” kemudian nabi menyebutkan adu domba salah satunya.” (HR. Ahmad dari Abu Malik al-Asy’ari) 8.Memuji berlebihan Adalah sifat manusia ingin selalu dipuji. Namun, terkadang yang memuji terlalu berlebihan sehingga sampai pada batas dusta. Pernah seorang sahabat memuji sahabat yang lain (dengan berlebihan), lalu Nabi Saw. mendengarnya seraya berkata ”Celakalah engkau, karena engkau (seolah-olah) telah memotong leher saudaramu, sekalipun dia senang mendengar apa yang kau ceritakan.” Jika lisan adalah dua mata pisau, maka pergunakanlah lisan dengan sebaik-baiknya jangan sampai ada hati yang tersayat oleh ucapan kita, jangan sampai ada hati yang terluka karena perkataan kita. KATA-KATA BIJAK: 1. Berilah tanggapan cerdas termasuk kepada pelaku yang tidak cerdas ( Lao T-se) 2. Gajah di ingat karena belalainya, harimau di ingat karena taringnya, dan manusia di ingat karena kata-kata nya.- Kahlil Gibran

1 Responses to “23. Menjaga ucapan”

Rafsanjani mengatakan...
17 Januari 2019 pukul 21.46

Kasilah harakatnya bang,qt org awam takut salah bacanya...🤗


Posting Komentar